Setelah membaca tulisan ini, saya menjadi semakin bertanya-tanya, ada apa di balik maraknya demo menentang RUU APP?
Pidato Kebudayaan Taufiq Ismail
Sederetan gelombang besar menggebu-gebu menyerbu pantai Indonesia,naik ke daratan, masuk ke pedalaman. Gelombang demi gelombang inidatang susun-bersusun dengan suatu keteraturan, mulai 1998 ketikareformasi meruntuhkan represi 39 tahun gabungan zaman DemokrasiTerpimpin dan Demokrasi Pembangunan, dan membuka lebar pintu danjendela Indonesia. Hawa ruangan yang sumpek dalam dua zaman ituberganti dengan kesegaran baru. Tapi tidak terlalu lama, kinidigantikan angin yang semakin kencang dan arus menderu-deru.Kebebasan berbicara, berpendapat, dan mengeritik, berdiri-menjamurnyapartai-partai politik baru, keleluasaan berdemonstrasi, ditiadakannyaSIUPP (izin penerbitan pers), dilepaskannya tahanan politik,diselenggarakannya pemilihan umum bebas dan langsung, dan seterusnya,dinikmati belum sampai sewindu, tapi sementara itu silih bergantiberuntun-runtun belum terpecahkan krisis yang tak habis-habis. Tagihanrekening reformasi ternyata mahal sekali.Bahana yang datang terlambat dari benua-benua lain itu menumbuh danmenyuburkan kelompok permissif dan addiktif negeri kita, yang sejak1998 naik daun. Arus besar yang menderu-deru menyerbu kepulauan kitaadalah gelombang sebuah gerakan syahwat merdeka. Gerakan tak bersosokorganisasi resmi ini tidak berdiri sendiri, tapi bekerjasamabahu-membahu melalui jaringan mendunia, dengan kapital raksasamendanainya, ideologi gabungan yang melandasinya, dan banyak mediamassa cetak dan elektronik jadi pengeras suaranya.Siapakah komponen gerakan syahwat merdeka ini?PERTAMA adalah praktisi sehari-hari kehidupan pribadi dan kelompokdalam perilaku seks bebas hetero dan homo, terang-terangan dansembunyi-sembunyi. Sebagian berjelas-jelas anti kehidupan berkeluarganormal, sebagian lebih besar, tak mau menampakkan diri.KEDUA, penerbit majalah dan tabloid mesum, yang telah menikmati tiadaperlunya SIUPP. Mereka menjual wajah dan kulit perempuan muda, lalumenawarkan jasa hubungan kelamin pada pembaca pria dan wanita lewatnomor telepon genggam, serta mengiklankan berbagai alat kelamin tiruan(kue pancong berkumis dan lemper berbaterai) dan boneka karetperempuan yang bisa dibawa bobok bekerjasama.KETIGA, produser, penulis skrip dan pengiklan acara televisi syahwat.Seks siswa dengan guru, ayah dengan anak, siswa dengan siswa, siswadengan pria paruh baya, siswa dengan pekerja seks komersial ----ditayangkan pada jam prime time, kalau pemainnya terkenal. Remajaberseragam OSIS memang menjadi sasaran segmen pasar pentingtahun-tahun ini. Beberapa guru SMA menyampaikan keluhan pada saya."Citra kami guru-guru SMA di sinetron adalah citra guru tidak cerdas,kurang pergaulan dan memalukan." Mari kita ingat ekstensifnya pengaruhtayangan layar kaca ini. Setiap tayangan televisi, rata-rata170.000.000 yang memirsa. Seratus tujuh puluh juta pemirsanya.KEEMPAT, 4,200,000 (empat koma dua juta) situs porno dunia, 100,000(seratus ribu) situs porno Indonesia di internet. Dengan empat kaliklik di komputer, anatomi tubuh perempuan dan laki-laki, sekaligusfisiologinya, dapat diakses tanpa biaya, sama mudahnya dilakukan baikdari San Francisco, Timbuktu, Rotterdam mau pun Klaten. Pornografigratis di internet luarbiasa besar jumlahnya. Seorang sosiolog AmerikaSerikat mengumpamakan serbuan kecabulan itu di negaranya bagaikan"gelombang tsunami setinggi 30 meter, dan kami melawannya dengan duatelapak tangan." Di Singapura, Malaysia, Korea Selatan situs pornodiblokir pemerintah untuk terutama melindungi anak-anak dan remaja.Pemerintah kita tidak melakukan hal yang sama.KELIMA, penulis, penerbit dan propagandis buku syahwat ¼ sastra dan ½sastra. Di Malaysia, penulis yang mencabul-cabulkan karyanya penulispria. Di Indonesia, penulis yang asyik dengan wilayah selangkang dansekitarnya mayoritas penulis perempuan. Ada kritikus sastra Malaysiaberkata: "Wah, pak Taufiq, pengarang wanita Indonesia berani-berani.Kok mereka tidak malu, ya?" Memang begitulah, RASA MALU ITU YANG SUDAHTERKIKIS, bukan saja pada penulis-penulis perempuan aliran s.m.s.(sastra mazhab selangkang) itu, bahkan lebih-lebih lagi pada banyakbagian dari bangsa.KEENAM, penerbit dan pengedar komik cabul. Komik yang kebanyakanterbitan Jepang dengan teks dialog diterjemahkan ke bahasa kita itutampak dari kulit luar biasa-biasa saja, tapi di dalamnya banyakgambar hubungan badannya, misalnya (bukan main) antara siswa dengan BuGuru. Harganya Rp 2.000. Sebagian komik-komik itu tidak semata lucahsaja, tapi ada pula kadar ideologinya. Ideologinya adalah anjuranperlawanan pada otoritas orangtua dan guru, yang banyak aturanini-itu, termasuk terhadap seks bebas. Dalam salah satu komik itu sayabaca kecaman yang paling sengit adalah pada Menteri Pendidikan Jepang.Tentu saja dalam teks terjemahan berubah, yang dikecam jadinya MenteriPendidikan Nasional kita.KETUJUH, produsen, pengganda, pembajak, pengecer dan penonton VCD/DVDbiru. Indonesia kini jadi sorga besar pornografi paling murah didunia, diukur dari kwantitas dan harganya. Angka resmi produksi danbajakan tidak saya ketahui, tapi literatur menyebut antara 2 juta - 20juta keping setahun. Harga yang dulu Rp30.000 sekeping, kini turunmenjadi Rp3.000, bahkan lebih murah lagi. Dengan biaya 3 batang rokokkretek yang diisap 15 menit, orang bisa menonton sekeping VCD/DVD birudengan pelaku kulit putih dalam 6 posisi selama 60 menit. Luarbiasamurah. Anak SD kita bisa membelinya tanpa risi tanpa laranganperaturan pemerintah.Seorang peneliti mengabarkan bahwa di Jakarta Pusat ada murid-muridlaki-laki yang kumpul jam dua sore seminggu di rumah salah seorangdari mereka, lalu menayangkan VCD-DVD porno. Sesudah selesai merekaonani bersama-sama. Siswa sekolah apa, dan kelas berapa? Siswa SD,kelas lima. Tak diceritakan apa ekses selanjutnya.KEDELAPAN, fabrikan dan konsumen alkohol. Minuman keras dari berbagaimerek dengan mudah bisa diperoleh di pasaran. Kemasan botol kecildiproduksi, mudah masuk kantong celana, harga murah, dijual di kiostukang rokok di depan sekolah, remaja dengan bebas bisa membelinya. DiAmerika dan Eropa batas umur larangan di bawah 18 tahun. Negeri kitapasar besar minuman keras, jualannya sampai ke desa-desa.KESEMBILAN, produsen, pengedar dan pengguna narkoba. Tingkatketerlibatan Indonesia bukan pada pengedar dan pengguna saja, bahkankini sampai pada derajat produsen dunia. Enam juta anak muda Indonesiaterperangkap sebagai pengguna, ratusan ribu menjadi korbannya.KESEPULUH, fabrikan, pengiklan dan pengisap nikotin. Korban racunnikotin 57.000 orang / tahun, maknanya setiap hari 156 orang mati,atau setiap 9 menit seorang pecandu rokok meninggal dunia. Pemasukanpajak Rp15 triliun (1996), tapi ongkos pengobatan berbagai penyakitakibatnya Rp30 triliun rupiah. Mengapa alkohol, narkoba dan nikotintermasuk dalam kategori kontributor arus syahwat merdeka ini? Karenasifat addiktifnya, kecanduannya, yang sangat mirip, begitu pula prosespembentukan ketiga addiksi tersebut dalam susunan syaraf pusatmanusia. Dalam masyarakat permissif, interaksi antara seks denganalkohol, narkoba dan nikotin, akrab sekali, sukar dipisahkan.Interaksi ini kemudian dilengkapi dengan tindak kriminalitasberikutnya, seperti pemerasan, perampokan sampai pembunuhan. Setiaphari berita semacam ini dapat dibaca di koran-koran.KESEBELAS, pengiklan perempuan dan laki-laki panggilan. Dalammasyarakat permissif, iklan semacam ini menjadi jembatan komunikasiyang diperlukan.KEDUABELAS, germo dan pelanggan prostitusi. Apabila hubungan syahwatsuka-sama-suka yang gratis tidak tersedia, hubungan dalam bentukperjanjian bayaran merupakan jalan keluarnya. Dalam hal ini prostitusiberfungsi.KETIGABELAS, dokter dan dukun praktisi aborsi. Akibat tujuh unsurpertama di atas, kasus perkosaan dan kehamilan di luar pernikahanmeningkat drastis. Setiap hari dapat kita baca kasus siswa SMP/SMAmemperkosa anak SD, satu-satu atau rame-rame, ketika papi-mami tak adadi rumah dan pembantu pergi ke pasar berbelanja. Setiap ditanyakan apasebab dia/mereka memperkosa, selalu dijawab 'karena terangsang sesudahmenonton VCD/DVD biru dan ingin mencobakannya. ' Praktisi aborsi gelapmenjadi tempat pelarian, bila kehamilan terjadi.Seorang peneliti dari sebuah universitas di Jakarta menyebutkan bahwaangka aborsi di Indonesia 2,2 juta setahunnya. Maknanya setiap 15detik seorang calon bayi di suatu tempat di negeri kita meninggalakibat dari salah satu atau gabungan ketujuh faktor di atas. Inilahproduk akhirnya. Luar biasa destruksi sosial yang diakibatkannya.Dalam gemuruh gelombang gerakan syahwat merdeka ini, pornografi danpornoaksi menjadi bintang panggungnya, melalui gemuruh kontroversipro-kontra RUU APP.Karena satu-dua-atau beberapa kekurangan dalam RUU itu, yang totalkontra menolaknya, tanpa sadar terbawa dalam gelombang gerakan syahwatmerdeka ini. Tetapi bisa juga dengan sadar memang mau terbawa didalamnya.Salah satu kekurangan RUU itu, yang perlu ditambah-sempurnaka n adalahperlindungan bagi anak-cucu kita, jumlahnya 60 juta, terhadapkekerasan pornografi. Dalam hiruk pikuk di sekitar RUU ini, terlupakanbetapa dalam usia sekecil itu 80% anak-anak 9-12 tahun terpaparpornografi, situs porno di internet naik lebih sepuluh kali lipat,lalu 40% anak-anak kita yang lebih dewasa sudah melakukan hubunganseks pra-nikah. Sementara anak-anak di Amerika Serikat dilindungi oleh6 Undang-undang, anak-anak kita belum, karena undang-undangnya belumada. KUHP yang ada tidak melindungi mereka karena kunonya. GelombangSyahwat Merdeka yang menolak total RUU ini berarti menolak melindungianak-cucu kita sendiri.Gerakan tak bernama tak bersosok organisasi ini terkoordinasibahu-membahu menumpang gelombang masa reformasi mendestruksi moralitasdan tatanan sosial. Ideologinya neo-liberalisme, pandangannyamaterialistik, disokong kapitalisme jagat raya.Menguji Rasa Malu Diri SendiriSeorang pengarang muda meminta pendapat saya tentang cerita pendeknyayang dimuat di sebuah media. Dia berkata, "Kalau cerpen saya itudianggap pornografis, wah, sedihlah saya." Saya waktu itu belum sempatmembacanya. Tapi saya kirimkan padanya pendapat saya mengenaipornografi. Begini.Misalkan saya menulis sebuah cerpen. Saya akan mentes, menguji karyasaya itu lewat dua tahap. Pertama, bila tokoh-tokoh di dalam karyasaya itu saya ganti dengan ayah, ibu, mertua, isteri, anak, kakak atauadik saya; lalu kedua, karya itu saya bacakan di depan ayah, ibu,mertua, isteri, anak, kakak, adik, siswa di kelas sekolah, anggotapengajian masjid, jamaah gereja; kemudian saya tidak merasa malu,tiada dipermalukan, tak canggung, tak risi, tak muak dan tidak jijikkarenanya, maka karya saya itu bukan karya pornografi.Tapi kalau ketika saya membacakannya di depan orang-orang itu sayamerasa malu, dipermalukan, tak patut, tak pantas, canggung, risi, muakdan jijik, maka karya saya itu pornografis.Hal ini berlaku pula bila karya itu bukan karya saya, ketika sayamenilai karya orang lain. Sebaliknya dipakai tolok ukur yang samajuga, yaitu bila orang lain menilai karya saya. Setiap pembaca bisamelakukan tes tersebut dengan cara yang serupa.Pendekatan saya adalah pengujian rasa malu itu. Rasa malu itu yangkini luntur dalam warna tekstil kehidupan bangsa kita, dalam terlalubanyak hal.Sebuah majalah mesum dunia dengan selaput artistik, Playboy, menumpangtaufan reformasi dan gelombang liberalisme akhirnya terbit juga diIndonesia. Majalah ini diam-diam jadi tempat pelatihan awal onanipembaca Amerika, dan kini, beberapa puluh tahun kemudian, dikalahkaninternet, sehingga jadilah publik pembaca Playboy dan publik langganansitus porno internet Amerika masturbator terbesar di dunia. Majalahpabrik pengeruk keuntungan dari kulit tubuh perempuan ini, mencobamenjajakan bentuk eksploitasi kaum Hawa di negeri kita yang pangsapasarnya luarbiasa besar ini. Bila mereka berhasil, maka bakalberderet antri masuk lagi majalah anti-tekstil di tubuh perempuan danfundamentalis- syahwat-merdeka seperti Penthouse, Hustler, CelebritySkin, Cheri, Swank, Velvet, Cherry Pop, XXX Teens dan seterusnya.Untuk mengukur sendiri rasa malu penerbit dan redaktur PlayboyIndonesia, saya sarankan kepada mereka melakukan sebuah percobaan,yaitu mengganti model 4/5 telanjang majalah itu dengan ibu kandung,ibu mertua, kakak, adik, isteri dan anak perempuan mereka sendiri.Saran ini belum berlaku sekarang, tapi kelak suatu hari ketika PlayboyIndonesia keluar perilaku aslinya dalam masalah ketelanjangan modelyang dipotret. Sekarang mereka masih malu-malu kucing. Sesudah dibuatdalam edisi dummy, promosikan foto-foto itu itu di 10 saluran televisidan 25 suratkabar. Bagaimana? Berani? Malu atau tidak?Pendekatan lain yang dapat dipakai juga adalah menduga-memperkirakan-mengingat akibat yang mungkin terjadi sesudah orang membaca karyapornografis itu. Sesudah seseorang membaca, katakan cerpen yangmemberi sugesti secara samar-samar terjadinya hubungan kelamin,apalagi kalau dengan jelas mendeskripsikan adegannya, apakah dengankata-kata indah yang dianggap sastrawi atau kalimat-kalimat brutal,maka pembaca akan terangsang. Sesudah terangsang yang paling penakutakan onani dan yang paling nekat akan memperkosa. Memperkosa perempuandewasa tidak mudah, karena itu anak kecil jadi sasaran. Perkosaanbanyak terjadi terhadap anak-anak kecil masih bau susu bubuk belumhaid yang di rumah sendirian karena papi-mami pergi kerja, pembantupergi ke pasar, jam 9-10 pagi.Anak-anak tanggung pemerkosa itu, ketika diinterogasi dan ditanyakenapa, umumnya bilang karena sesudah menonton VCD porno merekaterangsang ingin mencoba sendiri. Merayu orang dewasa takut, mendekatiperempuan-bayaran tidak ada uang. Kalau diteliti lebih jauh kasus yangsangat banyak ini (peneliti yang rajin akan bisa mendapat S-3 lewattumpukan guntingan koran), mungkin saja anak itu juga pernah membacacerita pendek, puisi, novel atau komik cabul.Akibat selanjutnya, merebak-meluaslah aborsi, prostitusi, penularanpenyakit kelamin gonorrhoea, syphilis, HIV-AIDS, yang meruyak dikota-kota besar Indonesia berbarengan dengan akibat penggunaan alkoholdan narkoba yang tak kalah destruktifnya.Akibat Sosial Ini Tak Pernah Difikirkan PenulisSemua rangkaian musibah sosial ini tidak pernah difikirkan olehpenulis cerpen-puisi- novelis erotis yang umumnya asyik berdandandengan dirinya sendiri, mabuk posisi selebriti, ke sana disanjung kesini dipuji, tidak pernah bersedia merenungkan akibat yang mungkinditimbulkan oleh tulisannya. Sejumlah cerpen dan novel pasca reformasisudah dikatakan orang mendekati VCD/DVD porno tertulis. Maukah merekamembayangkan, bahwa sesudah sebuah cerpen atau novel dengan rangsangansyahwat terbit, maka beberapa ratus atau ribu pembaca yang terangsangitu akan mencontoh melakukan apa yang disebutkan dalam alinea-alineadi atas tadi, dengan segala rentetan kemungkinan yang bisa terjadiselanjutnya?Destruksi sosial yang dilakukan penulis cerpen-novel syahwat itu,beradik-kakak dengan destruksi yang dilakukan produsen-pengedar-pembajak- pengecer VCD/DVD porno, beredar (diperkirakan) sebanyak 20juta keping, yang telah meruyak di masyarakat kita, masyarakatkonsumen pornografi terbesar dan termurah di dunia. Dulu harganyaRp30.000 sekeping, kini Rp3.000, sama murahnya dengan 3 batang rokokkretek. Mengisap rokok kretek 15 menit sama biayanya dengan memilikidan menonton sekeping VCD/DVD syahwat sepanjang 6o menit itu. Bersamadengan produsen alkohol, narkoba dan nikotin, mereka tidak sadar telahmenjadi unsur penting pengukuhan masyarakat permissif-addiktifserba-boleh- apa-saja-genjot, yang dengan bersemangat melabrak apayang mereka anggap tabu selama ini, berpartisipasi meluluh-lantakkanmoralitas anak bangsa.Perzinaan yang Hakekatnya Pencurian adalah Ciri Sastra SelangkangAkhirnya sesudah mendapatkan korannya, saya membaca cerpen karyapenulis yang disebut di atas. Dalam segi teknik penulisan, cerpen itulancar dibaca. Dalam segi isi sederhana saja, dan secara klise seringditulis pengarang Indonesia yang pertama kali pergi ke luar negeri,yaitu pertemuan seorang laki-laki di negeri asing dengan perempuanasing negeri itu. Kedua-duanya kesepian. Si laki-laki Indonesia lupaisteri di kampung. Di akhir cerita mereka berpelukan dan berciuman.Begitu saja.Dalam interaksi yang kelihatan iseng itu, cerpenis tidak menyatakansikap yang jelas terhadap hubungan kedua orang itu. Akan ke manahubungan itu berlanjut, juga tak eksplisit. Apakah akan sampai padahubungan pernikahan atau perzinaan, kabur adanya. Perzinaan adalahsebuah pencurian. Yang melakukan zina, mencuri hak orang lain, yaituhak penggunaan alat kelamin orang lain itu secara tidak sah. Pezinamelakukan intervensi terhadap ruang privat alat kelamin yang dizinai.Dia tak punya hak untuk itu. Yang dizinai bersekongkol dengan yangmelakukan penetrasi, dia juga tak punya hak mengizinkannya. Pemerkosaadalah perampok penggunaan alat kelamin orang yang diperkosa.Penggunaan alat kelamin seseorang diatur dalam lembaga pernikahan yangsuci adanya.Para pengarang yang terang-terangan tidak setuju pada lembagapernikahan, dan/atau melakukan hubungan kelamin semaunya, yangtokoh-tokoh dalam karyanya diberi peran syahwat merdeka, adalahrombongan pencuri bersuluh sinar rembulan dan matahari. Mereka malingtersamar. Mereka celakanya, tidak merasa jadi maling, karena(herannya) ada propagandis sastra menghadiahi mereka glorifikasi, danpenerbit menyediakan gratifikasi. Propagandis dan penerbit sastrasemacam ini, dalam istilah kriminologi, berkomplot dengan maling.Hal ini berlaku bukan saja untuk karya (yang dianggap) sastra, tapijuga untuk bacaan turisme, rujukan tempat hiburan malam, dan direktorisemacam itu. Buku petunjuk yang begitu langsung tak langsungmenunjukkan cara berzina, lengkap dengan nama dan alamat tempatberkumpulnya alat-alat kelamin yang dapat dicuri haknya dengan caramembayar tunai atau dengan kartu kredit gesekan.Sastra selangkang adalah sastra yang asyik dengan berbagai masalahwilayah selangkang dan sekitarnya. Kalau di Malaysiapengarang-pengarang yang mencabul-cabulkan karya kebanyakan pria, makadi Indonesia pengarang sastra selangkang mayoritas perempuan. Beberapadi antaranya mungkin memang nymphomania atau gila syahwat, hingga adakritikus sastra sampai hati menyebutnya "vagina yang haus sperma".Mestinya ini sudah menjadi kasus psikiatri yang baik disigi, tentangkemungkinannya jadi epidemi, dan harus dikasihani.Bila dua abad yang lalu sejumlah perempuan Aceh, Jawa dan SulawesiSelatan naik takhta sebagai penguasa tertinggi kerajaan, Sultanah atauRatu dengan kenegarawanan dan reputasi terpuji, maka di abad 21 inisejumlah perempuan Indonesia mencari dan memburu tepuk tangan kelompokpermissif dan addiktif sebagai penulis sastra selangkang, yangaromanya jauh dari wangi, menyiarkan bau amis-bacin kelamintersendiri, yang bagi mereka parfum sehari-hari.Dengan Ringan Nama Tuhan DipermainkanDi tahun 1971-1972, ketika saya jadi penyair tamu di Iowa WritingProgram, Universitas Iowa, di benua itu sedang heboh-hebohnyagelombang gerakan perempuan. Kini, 34-an tahun kemudian, arus riaknyasampai ke Indonesia. Kaum feminis Amerika waktu itu sedanggencar-gencarnya mengumumkan pembebasan kaum perempuan, terutamaliberasi kopulasi, kebebasan berkelamin, di koran, majalah, buku dantelevisi.Menyaksikan penampilan para maling hak penggunaan alat kelamin oranglain itu di layar kaca, yang cengengesan dan mringas-mringis sepertiGloria Steinem dan semacamnya, banyak orang mual dan jijik karenanya.Mereka tidak peduli terhadap epidemi penyakit kelamin HIV-AIDS yangmeruyak menyebar seantero Amerika Serikat waktu itu, menimpa baikorang laki-laki maupun perempuan, hetero dan homoseksual, akibatkebebasan yang bablas itu.Di setasiun kereta api bawah tanah New York, seorang laki-laki korbanHIV-AIDS menadahkan topi mengemis. Belum pernah saya melihat kerangkamanusia berbalut kulit tanpa daging dan lemak sekurus dia itu. Sinarmatanya kosong, suaranya parau. Kematian banyak anggota kelompok ini,terutama di kalangan seniman di tahun 1970-an, tulis seorang esais,bagaikan kematian di medan perang Vietnam. Sebuah orkestra simfoni diNew York, anggota-anggotanya bergiliran mati saban minggu karenakejangkitan HIV-AIDS dan narkoba, akibat kebebasan bablas itu. Parapembebas kaum perempuan itu tak acuh pada bencana menimpa bangsakarena asyik mendandani penampilan selebriti diri sendiri. Saya sangatheran. Sungguh memuakkan.Kalimat bersayap mereka adalah, "This is my body. I'll do whatever Ilike with my body." "Ini tubuhku. Aku akan lakukan apa saja yang akusuka dengan tubuhku ini." Congkaknya luar biasa, seolah-olah tubuhmereka itu ciptaan mereka sendiri, padahal tubuh itu pinjaman kreditmencicil dari Tuhan, Cuma satu tingkat di atas sepeda motor Jepang danCina yang diobral di iklan koran-koran.Mereka tak ada urusan dengan Maha Produser Tubuh itu. Penganjurmasyarakat permissif di mana pun juga, tidak suka Tuhan dilibatkandalam urusan. Percuma bicara tentang moral dengan mereka. Denganringan nama Tuhan dipermainkan dalam karya. Situasi kita kinimerupakan riak-riak gelombang dari jauh itu, dari abad 20 ke awal abad21 ini, advokatornya dengan semangat dan stamina mirip anak-anakremaja bertopi beisbol yang selalu meniru membeo apa saja yang berasaldari Amerika Utara itu.PenutupCiri kolektif seluruh komponen Gerakan Syahwat Merdeka ini adalahbudaya malu yang telah kikis nyaris habis dari susunan syaraf pusatdan rohani mereka, dan tak adanya lagi penghormatan terhadap hakpenggunaan kelamin orang lain yang disabet-dicopet- dikorupsi denganentengnya. Tanpa memiliki hak penggunaan kelamin orang lain, makasesungguhnya Gerakan Syahwat Merdeka adalah maling dan garonggenitalia, berserikat dengan alkohol, nikotin dan narkoba, menjadiperantara kejahatan, mencecerkan HIV-AIDS, prostitusi dan aborsi,bersuluh bulan dan matahari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar